Jangan Tawarkan Pilihan yang Terlalu Banyak kepada Pelangganmu


Menurutmu mengapa Steve Jobs menggunakan pakaian yang sama setiap harinya? Malas beli baju lain? Tentunya bukan karena itu. Jobs melakukan hal tersebut untuk mengurangi kegiatan pengambilan keputusan.  Saat kamu membuat keputusan, kamu mengeluarkan energi secara mental. Jika kamu membuat terlalu banyak keputusan dalam jangka waktu yang terlalu singkat, hal tersebut secara signifikan mengurangi kemampuan proses pengambilan keputusanmu. Hal itu disebut dengan “decision fatigue”. Sama halnya dengan penjualan, jangan biarkan pelangganmu mengalami decision fatigue. Dengan mengurangi jumlah produk atau layanan yang kamu tawarkan dapat membantu penjualanmu.

Brand terbesar di dunia menawarkan pilihan terbatas kepada pelanggan.

Brand-brand terbesar di dunia biasanya hanya memiliki beberapa produk atau layanan yang mereka berikan secara sistematis. Beberapa perusahaan terbesar di dunia, yang memiliki puluhan ribu karyawan, memiliki kurang dari lima puluh produk utama.

Apple hanya memiliki beberapa produk utama, namun mereka adalah satu-satunya perusahaan yang paling menguntungkan di dunia. Sementara Apple memang memiliki jumlah produk yang bagus, produk utama mereka merupakan sebagian besar pendapatan perusahaan. Seperti yang terlihat di Statista, sekitar 69,4% pendapatan Apple berasal dari penjualan iPhone pada 2017.

Contohnya Tesla atau Starbucks, misalnya. Perusahaan-perusahaan ini mengerti bahwa orang tidak suka memiliki terlalu banyak pilihan tapi juga tidak menginginkannya menjadi terlalu terbatas.

Lebih banyak pilihan bisa membingungkan pelanggan dan menyebabkan mereka tidak membeli sama sekali.

Untuk bisnis, penting untuk membuat penawaran yang lebih sedikit. Kehidupan orang sudah dipenuhi dengan pilihan, dan dengan menawarkan sepuluh pilihan atau variasi produk yang berbeda, mereka menjadi terbebani dan, pada akhirnya, tidak memilih opsi apa pun.

Hal tersebut dinamakan “Choice Paralysis.” Gagasan tentang Choice Paralysis telah ada sejak lama, namun Barry Schwartz membuat konsep ini terkenal. Barry Schwartz menulis sebuah artikel yang ditujukan untuk para marketer pada tahun 2006 yang dipublikasikan di Harvard Business Review berjudul, “More Is not Always Best,” di mana dia berpendapat bahwa lebih banyak pilihan dapat benar-benar membuat konsumen semakin bingung.

Kesimpulannya, jangan hanya menawarkan pilihan yang banyak kepada pelanggan agar tidak membingungkan, namun juga hal tersebut dapat membantumu untuk menciptakan produk terbaik.


One response to “Jangan Tawarkan Pilihan yang Terlalu Banyak kepada Pelangganmu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.